Step Up 3D (2010)
info: http://www.imdb.com/title/tt1193631/
Release Date: 6 August 2010 (USA)
Genre: Drama | Music | Romance
Language: English
Subtitle : Any Language
SINOPSIS STEP UP 3D
Setidaknya film ini berhasil membuat penontonnya keluar dari stereotip dan mitos. Misalnya, bahwa tarian adalah milik kaum hawa, dan kaum lelaki akan berkurang ke-machoan-nya jika berdansa. Buktinya, film ini didominasi oleh pria berotot dan berperut kencang. Setidaknya film ini sukses ingin membuat saya ingin memiliki gadget-gadget yang di gunakan oleh film ini,tecno logi yang modern membuat kepuasan tersedendiri dari film dan membuat hidup ini tidak monoton.
Satu sisi sepertinya format 3D tidak banyak berguna di sini. Memang cukup membantu menikmati adegan, tapi tidak terlalu signifikan. Apalagi, demi estetika 3D, banyak adegan penari berdansa solo di hadapan kamera, sambil meliuk-liukkan tangan menjulur seolah-olah ke luar layar, yang justru “nggak banget deh”. (sumber)
FILESERVE
Part 1 - Part 2 - Part 3 - Part 4 - Part 5 - Part 6 - Part 7
info: http://www.imdb.com/title/tt1193631/
Release Date: 6 August 2010 (USA)
Genre: Drama | Music | Romance
Language: English
Subtitle : Any Language
SINOPSIS STEP UP 3D
Film yang disutradarai Jon Chu ini diawali dengan berbagai footage anggota House of Pirates tentang pendapat mereka seputar dansa dan bagaimana itu mengubah hidup mereka dan sekitarnya. "Menari bisa mengubah dunia!” ujar Moose (Adam Sevani) sang tokoh utama, sembari memberi contoh gerakan Elvis Presley dan "moonwalker" Michael Jackson. Dari sini kita tahu bahwa tarian lebih dari sekadar pencarian jati diri atau pemuasan eksistensi dan cari keuntungan.
Moose dan Camille (Alyson Stoner) baru tiba di New York sebagai mahasiswa baru. Tak sengaja, Moose terlibat dalam pertarungan tarian dengan House of Samurai, salah satu kelompok tercadas yang berambisi menjadi raja melantai pimpinan Julien (Joe Slaughter). Dan, ia pun secara tak sengaja diselamatkan oleh pemimpin House of Pirates, Luke (Rick Malambri) yang memakai sepatu Nike edisi Gun Metal yang amat langka dan membuat Moose menelan ludah.
Luke dan anggota kelompoknya juga ingin memenangkan kompetisi dansa kelas dunia, World Jam. Dalam usaha perekrutan, ia kepincut dengan gadis misterius, Natalie (Shari Vinson). Dan, tentu saja, masalah muncul. Moose bermasalah membagi waktu antara menari dengan belajar di Jurusan Teknik dan juga bercengkrama dengan Camille. Ia pun sudah kadung berjanji kepada orang tuanya akan berhenti menari dan fokus pada studinya.
Luke juga punya problem dengan Natalie, yang jelas mempengaruhi kesiapan mereka bertanding. Sementara itu, markas besar mereka —yang sudah menunggak sewa 5 bulan— akan terancam disita dan dilelang untuk publik, dan… akan dibeli oleh Julian, musuh bebuyutannya yang kaya raya. Dan tentu kita bisa menebak akhir cerita macam ini.
Secara umum, film ini berhasil menangkap élan vital, semangat dan kecintaan akan tari dan kehidupan. Namun ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Pertama, ketidakjelasan siapa yang menjadi tokoh utama. Apakah Moose atau Luke? Apakah ini menjadi multiplot, atau cerita tidak fokus? Kedua, jika diumpamakan film silat, maka biasanya akan dijelaskan jurus-jurus andalan dan senjata rahasia yang nantinya bakal dikeluarkan jika sang jagoan terdesak hal itu tidak ada di film ini. Juga, terlalu banyak kebetulan dan penyederhanaan masalah.
Moose dan Camille (Alyson Stoner) baru tiba di New York sebagai mahasiswa baru. Tak sengaja, Moose terlibat dalam pertarungan tarian dengan House of Samurai, salah satu kelompok tercadas yang berambisi menjadi raja melantai pimpinan Julien (Joe Slaughter). Dan, ia pun secara tak sengaja diselamatkan oleh pemimpin House of Pirates, Luke (Rick Malambri) yang memakai sepatu Nike edisi Gun Metal yang amat langka dan membuat Moose menelan ludah.
Luke dan anggota kelompoknya juga ingin memenangkan kompetisi dansa kelas dunia, World Jam. Dalam usaha perekrutan, ia kepincut dengan gadis misterius, Natalie (Shari Vinson). Dan, tentu saja, masalah muncul. Moose bermasalah membagi waktu antara menari dengan belajar di Jurusan Teknik dan juga bercengkrama dengan Camille. Ia pun sudah kadung berjanji kepada orang tuanya akan berhenti menari dan fokus pada studinya.
Luke juga punya problem dengan Natalie, yang jelas mempengaruhi kesiapan mereka bertanding. Sementara itu, markas besar mereka —yang sudah menunggak sewa 5 bulan— akan terancam disita dan dilelang untuk publik, dan… akan dibeli oleh Julian, musuh bebuyutannya yang kaya raya. Dan tentu kita bisa menebak akhir cerita macam ini.
Secara umum, film ini berhasil menangkap élan vital, semangat dan kecintaan akan tari dan kehidupan. Namun ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Pertama, ketidakjelasan siapa yang menjadi tokoh utama. Apakah Moose atau Luke? Apakah ini menjadi multiplot, atau cerita tidak fokus? Kedua, jika diumpamakan film silat, maka biasanya akan dijelaskan jurus-jurus andalan dan senjata rahasia yang nantinya bakal dikeluarkan jika sang jagoan terdesak hal itu tidak ada di film ini. Juga, terlalu banyak kebetulan dan penyederhanaan masalah.
Setidaknya film ini berhasil membuat penontonnya keluar dari stereotip dan mitos. Misalnya, bahwa tarian adalah milik kaum hawa, dan kaum lelaki akan berkurang ke-machoan-nya jika berdansa. Buktinya, film ini didominasi oleh pria berotot dan berperut kencang. Setidaknya film ini sukses ingin membuat saya ingin memiliki gadget-gadget yang di gunakan oleh film ini,tecno logi yang modern membuat kepuasan tersedendiri dari film dan membuat hidup ini tidak monoton.
Satu sisi sepertinya format 3D tidak banyak berguna di sini. Memang cukup membantu menikmati adegan, tapi tidak terlalu signifikan. Apalagi, demi estetika 3D, banyak adegan penari berdansa solo di hadapan kamera, sambil meliuk-liukkan tangan menjulur seolah-olah ke luar layar, yang justru “nggak banget deh”. (sumber)
Part 1 - Part 2 - Part 3 - Part 4 - Part 5 - Part 6 - Part 7
Post Title
→STEP UP 3D
Post URL
→http://beautykerihilson.blogspot.com/2011/08/step-up-3d.html
Visit Beauty Keri Hilson for Daily Updated Beauty Keri Hilson